Monday, September 14, 2015

Magabut demi Kelas Inspirasi 2015

today is a special day. why? because we had Kelas Inspirasi.
what is kelas inspirasi?
well, pada dasarnya kelas inspirasi adalah sekelompok orang dengan relawan2 yang ingin memberikan motivasi pada anak2 Indonesia bahwa ada pekerjaan2 lain selain pekerjaan2 mainstream yang mereka kenal. buat aku pribadi itu juga merupakan motivasi bagi anak2 bahwa apapun bakat dan kemampuan mereka, mereka bisa menjadi apa saja dan selalu ada jalan untuk sukses. selebihnya baca sendiri di kelasinspirasi.org aja ya :p
gaung kelas inspirasi ini sendiri sudah aku kenal sejak setahun yang lalu. puji Tuhan tahun ini sekolah kami mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah KI ini.
ada 8 orang dari KI yang menyambangi sekolah kami. mereka ikut apel pagi juga (sekali-kali ya mbak dan mas ikut upacara lagi. hehehehe). mereka ini dari berbagai macam profesi diantaranya ada penulis, graphic designer, accountant, HRD, dosen, dll. 
jadi ceritanya sementara saya magabut sodara-sodara, saya ngupinglah serunya mereka ngajar. dengerin anak2 yang heboh, ribut, rame, dan antusias. sejujurnya ngupingnya juga karena agak ketar ketir karena murid2 sekolah tempat aku kerja ini memang tergolong ajaib. mulai dari anak yang normal sampai anak jalanan (you name it lah). menguping, berharap, dan berdoa semoga teman2 KI bisa menghandle anak2ku. 
well, semangat terus relawan KI. ditunggu testimoninya atau curcolnya.  minggu ini programku nanggap anak crita :p

foto-foto closing kelas inspirasi 2015 di SD Gunung Brintik








2 comments:

  1. Dua kelas yang aku masuki di MI Ibtidaiyah Polaman, hiyaaaa, anak2nya luar biasa, over dinamisnya, alias ''nggak bisa diatur''. Apalagi ngajar anak kelas 2.. Pengalaman ngajar mahasiswa, kasih pelatihan jurnalistik anak SMA, SMP dan anak kelas 5-6 SD, ternyata lewat, nggak ngaruh sama sekali. Aku sempat kewalahan, tapi ya akhirnya sesi sharing bisa berjalan dengan baik, aku banyakin ice breakingnya, pakai tepuk-tepuk, ngajari senam otak (hasil ngintip youtube malam sebelum ngajar). Dan yang paling seru, di sesi kedua baru saja mulai ngajar, nggak tahu sebabnya, tiba2 sudah ada anak yang berantem, seru, sampai aku kewalahan mendamaikan mereka. Meski sudah dibantu fasilitator untuk mendamaikan, anak yang berantem (semula 2 anak, jadi nambah 2 anak lagi yang berantem) dan dibantu guru pengajarnya, tetap saja 4 anak ini nggak mau damai. Sampai akhirnya waktu habis dan aku hanya bisa sedikit sharing sama anak2 di sesi kedua ini. Tapi ada satu yang berkesan, sewaktu aku meminta anak2 untuk mengisi apa cita2 nya di kertas, ada satu anak lelaki yang paling bongsor di antara teman2nya (menurut dugaanku, anak ini sepertinya tinggal kelas, karena melihat wajah dan postur tubuhnya dia tidak mungkin kelas 2 SD), terlihat ragu, dan dia memandangiku. Aku bilang tuliskan saja cita2mu, terserah apa yang kamu cita-citakan. Dia terus memandangiku dan hanya tersenyum, namun di matanya aku seperti bisa membaca apa yang dia pikirkan ''ibu, mungkinkan aku bisa mencapai cita-citaku''. Aku mengulanginya permintaanku, ''Tuliskan cita-citamu, cita-cita yang baik akan diamini malaikat dan akan dikabulkan Tuhan. Jangan khawatir selalu ada jalan untuk meraih cita-cita, siapapun kamu, Nak. Ibu yakin suatu saat kamu akan menjadi orang besar,'' kataku. Dalam hati, aku bisa meraba mungkin dia merasa tidak pandai atau dari golongan keluarga yang berkekurangan. Tapi aku terus meyakinkan dia, karena saat awal masuk kelas, dia begitu ''heboh'' dengan kegaduhannya, tapi dia tiba2 menjadi pendiam dan menyimak......

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya Allah...... tak pikir cuma sekolahku tok mbak yg ada insiden. hehehehehehe......

      Delete