Jogja tak
pernah kehabisan tempat untuk melempar saya pada kenangan-kenangan sejarah. Kali
ini kenangan itu bernama Masjid Kota Gede.
Seperti namanya, masjid ini berada di pusat kerajinan perak
Jogja, Kota Gede. Masjid ini berada di sudut kawasan kota gede, berdekatan
dengan pasar. Konon, masjid ini usianya jauh lebih tua dari Masjid Agung di
kauman. Bahkan masjid Agung adalah versi besar dari Masjid Kota Gede.
 |
gerbang depan masjid |
 |
ornamen tugu jam halaman masjid |
 |
bangunan masjid. di atas gerbang tertulis 1856 dan 1926 |
 |
pintu ke serambi masjid |
Bangunan Masjid Kota Gede bisa kita lewati ketika kita akan
berkunjung ke makam raja-raja mataram. Entah kenapa saya suka masjid ini. Meskipun
bangunan lama tapi tidak ada kesan singup. Kalau mesjid agung di alun-alun
punya kesan megah dan gagah, tapi buat saya masjid ini memberi efek tenang. Banyaknya
pohon juga memberi kesan sejuk yang mebuat nyaman. Gak malu, dah tidur di emper
masjid saya. Hehehe
 |
penghalang antara gerbang dan bangunan masjid. melihat tipe penghalang seperti ini di bali |
 |
kolam di sekeliling masjid |
 |
kolam di sekeliling masjid |
Di belakang masjid terdapat komplek makam para founding
father Kerajaan Mataram Islam, diantaranya Ki Gee Pemanhan, Panembahan
Senopati, dan Panembahan Hanyakrawati (Seda ing Krapyak). Kompleks makam ini
tidak setiap hari dibuka. Area pemakaman hanya dibuka pada hari minggu, senin,
kami, dan jumat setiap jam 10.00 -13.00 WIB. Hari lain dan bulan Ramadhan area
pemakaman ditutup. Kalau yang berniat ke makam bisa datang saat hari-hari tersebut dan menghubungi sekertariat untuk menyewa baju tradisional (wajib ini) dan tidak boleh ambil foto di area makam. Sedikit mengintip ke area makam, kijing pada makam terbuat
dari batu-batu hitam. Kebanyakan sudah berlumut karena fakto usia. Aura singup
ketika mengintip membuat saya ingin buru-buru menutup pintunya. Mungkin terpengaruh
karena itu makam dan warna hitam batu-batu makamnya. Apa lagi pintunya juga
hitam.
 |
gapura ke arah makam dan sendang |
 |
gapura dari dalam |
 |
can you read it? |
 |
gapura ke makam |
 |
pintu ke makam |
Di sebelah barat daya terdapat sepasang sendang yang disebut
sendang kakung dan sendang putri. Saya membayangkan sepasang sendang ini pasti
indah pada jaman dulu. Bahkan ketika tempat ini menjadi situs sejarah pun masih
terasa keindahannya. Sendang kakung cukup terbuka dan bisa langsung dilihat
ketika kita melewati gerbang sendang seliran. Sementara sendang putri meskipun
letaknya lurus dengan gerbang tapi tempatnya lebih tertutup.
 |
sendang kakung |
 |
sendang kakung |
 |
kolam sendang kakung |
 |
sendang putri |
 |
kolam sendang putri |
 |
semacam kamar mandi di sendang putri |
Kesan
pertama mengunjungi situs bersejarah ini selain tenang adalah bersih. Dengan begitu
banyak pohon, kebersihannya patut diacungi jempol. Aroma dupa meski tak kuat
dan sisa-sisa bunga tabur kering juga masih menghiasi beberapa sudut tempat
ini.
 |
sisa bunga dan dupa |
 |
bersih. bahkan sampah daun saja tidak ada |
 |
bangsal kencur - bisa dipakai untuk istirahat setelah mandi di sendang putri- |
Untuk yang mau mampir bisa datang kapan saja.
HTM free
parkir motor: 1000
isi buku tamu di sekeratriat: sukarela
 |
daftar jam buka |
 |
hormati peraturan ya :) |
kota ini memang kecil... tapi nggak pernah habisnya untuk di eksplore :D
ReplyDelete