Sunday, January 29, 2017

Masjid Kota Gede


 Jogja tak pernah kehabisan tempat untuk melempar saya pada kenangan-kenangan sejarah. Kali ini kenangan itu bernama Masjid Kota Gede.

Seperti namanya, masjid ini berada di pusat kerajinan perak Jogja, Kota Gede. Masjid ini berada di sudut kawasan kota gede, berdekatan dengan pasar. Konon, masjid ini usianya jauh lebih tua dari Masjid Agung di kauman. Bahkan masjid Agung adalah versi besar dari Masjid Kota Gede.
gerbang depan masjid

ornamen tugu jam halaman masjid
bangunan masjid. di atas gerbang tertulis 1856 dan 1926
pintu ke serambi masjid

Bangunan Masjid Kota Gede bisa kita lewati ketika kita akan berkunjung ke makam raja-raja mataram. Entah kenapa saya suka masjid ini. Meskipun bangunan lama tapi tidak ada kesan singup. Kalau mesjid agung di alun-alun punya kesan megah dan gagah, tapi buat saya masjid ini memberi efek tenang. Banyaknya pohon juga memberi kesan sejuk yang mebuat nyaman. Gak malu, dah tidur di emper masjid saya. Hehehe
penghalang antara gerbang dan bangunan masjid. melihat tipe penghalang seperti ini di bali

kolam di sekeliling masjid

kolam di sekeliling masjid


Di belakang masjid terdapat komplek makam para founding father Kerajaan Mataram Islam, diantaranya Ki Gee Pemanhan, Panembahan Senopati, dan Panembahan Hanyakrawati (Seda ing Krapyak). Kompleks makam ini tidak setiap hari dibuka. Area pemakaman hanya dibuka pada hari minggu, senin, kami, dan jumat setiap jam 10.00 -13.00 WIB. Hari lain dan bulan Ramadhan area pemakaman ditutup. Kalau yang berniat ke makam bisa datang saat hari-hari tersebut dan menghubungi sekertariat untuk menyewa baju tradisional (wajib ini) dan tidak boleh ambil foto di area makam. Sedikit mengintip ke area makam, kijing pada makam terbuat dari batu-batu hitam. Kebanyakan sudah berlumut karena fakto usia. Aura singup ketika mengintip membuat saya ingin buru-buru menutup pintunya. Mungkin terpengaruh karena itu makam dan warna hitam batu-batu makamnya. Apa lagi pintunya juga hitam.
gapura ke arah makam dan sendang

gapura dari dalam


can you read it?

gapura ke makam

pintu ke makam
Di sebelah barat daya terdapat sepasang sendang yang disebut sendang kakung dan sendang putri. Saya membayangkan sepasang sendang ini pasti indah pada jaman dulu. Bahkan ketika tempat ini menjadi situs sejarah pun masih terasa keindahannya. Sendang kakung cukup terbuka dan bisa langsung dilihat ketika kita melewati gerbang sendang seliran. Sementara sendang putri meskipun letaknya lurus dengan gerbang tapi tempatnya lebih tertutup.
sendang kakung
sendang kakung
 
kolam sendang kakung
                                   
sendang putri
kolam sendang putri
semacam kamar mandi di sendang putri

Kesan pertama mengunjungi situs bersejarah ini selain tenang adalah bersih. Dengan begitu banyak pohon, kebersihannya patut diacungi jempol. Aroma dupa meski tak kuat dan sisa-sisa bunga tabur kering juga masih menghiasi beberapa sudut tempat ini.
sisa bunga dan dupa
bersih. bahkan sampah daun saja tidak ada
bangsal kencur - bisa dipakai untuk istirahat setelah mandi di sendang putri-
  

Untuk yang mau mampir bisa datang kapan saja.
HTM free
parkir motor: 1000
isi buku tamu di sekeratriat: sukarela
daftar jam buka

hormati peraturan ya :)


1 comment:

  1. kota ini memang kecil... tapi nggak pernah habisnya untuk di eksplore :D

    ReplyDelete